Monday, June 10, 2013

Someday..you'll see this...

Ntah kapan..

Tapi suatu saat nanti,kau pasti akan mendapati tulisan ini..

Yah ini untukmu..

Aku buat ini untukmu...

Jangan menangis...

Kita pasti baik-baik saja..

Kau, aku, kita..

Yah ini untukmu..

Mungkin hanya kata..

Tapi hanya kau yang mengerti apa maksudnya...

Jangan menangis..

Aku baik-baik saja..

Aku, kau, kita..

Baik-baik saja..

Semua baik-baik saja..

Jangan menangis..

Diri, jangan menangis...

Kita baik-baik saja...



Hei...

Hei,
Apa kabarmu hari ini?
Sudahkah malam merenggut mimpimu?
Aku rindu melihat malam bersama..

Hei,
Apa kabarmu hari ini?
Sudahkah siang membakar citamu?
Aku rindu menanti pagi bersama..

Hei,
Apa kabarmu hari ini?
Adakah jarum-jarum itu terus menusuk dadamu?
Aku rindu berkata baik-baik saja sembari mengelus dadamu...

Hei,
Apa kabarmu hari ini?
Aku rindu...

Hutang...

Sungguh saya harus mengakui bahwa saya telah berhutang banyak kepada malam..
Saya juga telah berhutang banyak pada siang..

Jika saya berjanji melunasi semua hutang saya kepada kalian,
apa balasan untuk saya?
kebahagiaan?

Tapi apa saya boleh menuntut balasan?

Saya pun berhutang banyak kepada matahari dan bulan..
Hutang yang pada akhirnya hanya mampu melilit dalam keputus-asaan..

Saya berhutang pada siang dan mentari yang telah mempertemukan kami..
Saya berhutang pada malam dan bulan yang telah menjatuhkan saya ke dalam rasa..

Sungguh saya lupa, saya juga berhutang kepada waktu..


Monday, June 3, 2013

Tuan...

Tuan,
Mungkin kita belum sempat bertemu apalagi mengenal..
Mungkin kita belum sempat bersapa apalagi berbincang..
Mungkin kita belum sempat mengerti apalagi mengasihi..

Tuan,
Mungkin kita hanya bertemu dalam pikiran kita sendiri..
Mungkin kita hanya dapat mengenal dalam prasangka..
Mungkin kita hanya dapat bersapa lewat cerita..
Mungkin kita hanya dapat berbincang lewat hembusan angin..
Mungkin kita hanya dapat mengerti apa keinginan kita masing-masing..

Mungkin saya hanya bisa mengasihi anda lewat doa..
doa yang selalu saya hembuskan bersama dengan nafas saya...

Tuan,
Siapapun Anda..saya mengasihi Anda, seperti apa yang Bapa saya lakukan untuk saya dan Anda..


Berpisah Dengan Diri Sendiri...

Jadi ini rasanya..
yang kata orang disebut "berpisah dengan diri sendiri"

dulu saya selalu berpikir, mereka aneh..
atau mungkin bodoh...
bagaimana mungkin mereka bisa mendefinisikan berpisah dengan diri sendiri??
itu artinya "mati"
orang yang sudah mati bagaimana mungkin bisa merasakan
apalagi menceritakan kepada yang lain apa rasanya "mati"


tapi ternyata..saya yang bodoh..
ini rasanya "berpisah dengan diri sendiri"

gelap...
hitam...
kelam...


yang ada hanya raungan tak bersuara..

apa Tuhan mampu mendengar raungan itu??

harusnya Ia mampu...


"Tuhan, saya ingin kembali menyatu dengan diri saya sendiri..."

begitu isi raungannya, jika mungkin kau "kepo" ingin mendengar apa yang tidak harus kau dengar...